Program Latihan Profesi Program Profesi Guru (PLP-PPG)






Program Latihan Profesi Program Profesi Guru (PLP-PPG) Dan Permasalahannya

Sebuah Study Kasus

Program Latihan Profesi (PLP) merupakan aplikasi dan realisasi dari teori-teori kependidikan yang diperoleh saat matrikulasi dan workshop Program Profesi Guru (PPG) selama 2 semester. Melalui PLP ini, mahasiswa memperoleh gambaran secara langsung sekaligus memperoleh pengetahuan serta pengalaman dari kenyataan lapangan. Bila ditinjau lebih jauh, maka Program Latihan Profesi (PLP) merupakan bagian proses Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang dimaksudkan untuk menyediakan pengalaman belajar kepada mahasiswa PPG dalam menghadapi kenyataan kerja di lapangan.
Sebelum melakukan kegiatan PLP, mahasiswa PPG telah dibekali kegiatan matrikulasi dan workshop. Kegiatan matrikulasi memberikan bekal tentang mata kuliah kependidikan dan kegiatan workshop memberikan bekal tentang cara penyusunan silabus serta perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk mengajar. Pelatihan tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan calon-calon tenaga pengajar yang diharapkan dapat profesional dalam menjalankan tugasnya. Kegiatan PLP mencakup pembinaan dan pelatihan kemampuan profesional guru dan tugas - tugas kependidikan lainnya serta tugas-tugas di luar kependidikan secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan profesi kependidikan dan non-kependidikan. Kegiatan PLP yang dilakukan para mahasiswa PPG berupa aktifitas belajar dengan bekerja pada suatu sekolah/lembaga pendidikan tertentu sesuai dengan tanggung jawab dan perturan yang diberikan oleh lembaga pendidikan tersebut.
Kegiatan PLP dilakukan dengan tujuan mahasiswa PPG mendapatkan pengalaman kependidikan secara faktual dilapangan dan sebagai wahana untuk mempersiapkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional. Pengalaman yang dimaksudkan meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam profesi sebagai pengajar serta mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan tenaga pengajar dan proses pembelajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan penuh tanggung jawab.  Kegiatan ini pada intinya dilakukan dengan cara melatih mahasiswa PPG secara sistematis untuk dapat menerapkan segala pengetahuannya ke lingkungan sekolah dan diharapkan dapat mencapai kompetensi yang telah ditetapkan dalam program PPG. Pelaksanaan kegiatan PLP dilakukan semester Ganjil tahun ajaran 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan bulan November Tahun 2012. Tempat Pelaksanaan PLP PPG tahun 2012 ini dilakukan di sekolah-sekolah jenjang Menengah Atas.  Praktikan melaksanakan PLP di salah satu Sekolah Menengah Atas, yaitu SMA Negeri 15 Bandung.
Berbekal pengetahuan dan keterampilan profesi yang dimiliki selama kegiatan matrikulasi dan workshop, praktikan mengadakan observasi untuk mengenal dunia pendidikan secara nyata dengan berbagai segi yang ada didalamnya melalui PLP. Kegiatan PLP yang dilakukan di SMA Negeri 15 Bandungmemberikan banyak pengalaman dan pengetahuan. Tentu saja pengalaman tersebut menjadi sangat berharga karena adanya beberapa permasalahan yang dialami oleh praktikan. Permasalahan-permasalah tersebut meliputi penyusunan RPP, proses penampilan, bimbingan belajar/ekstrakurikuler, partisipasi dalam kehidupan sekolah, proses bimbingan.
A.       Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan bayangan dan perangkat utama yang menjamin keterlaksanaan suatu kegiatan pembelajaran. Menurut PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 RPP memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Penyusunan RPP yang dilakukan selama ini menemukan beberapa kendala sebagai berikut:
1.      Pengenalan individu peserta didik
RPP yang disusun harus memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. Perbandingan jumlah jenis kelamin dan kemampuan awal siswa  menjadi kendala terutama dalam menentukan anggota kelompok yang tentu saja diimbangi dengan tingkat intelektual yang heterogen dalam satu kelompok yang dibentuk. Tidak hanya dalam pengelompokkan, beberapa karakter tersebut belum sepenuhnya dipahami olah praktikan sehingga mengalami kesulitan dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
2.      Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar. Penentuan metode pembelajaran yang digunakan harus mempertimbangkan beberapa hal tersebut sedangkan praktikan masih merasa belum memahami semua metode pembelajaran dengan baik hanya dengan berbekal kegiatan matrikulasi selama 6 bulan. Berbekal pengetahuan dalam waktu singkat tersebut, praktikan masih berusaha untuk menggunakan beberapa metode yang tentunya sesuai dengan karakteristik materi yang akan diajarkan. Metode yang telah digunakan adalah metode praktikum, diskusi, penugasan, tanya jawab, serta metode ceramah.
3.      Penggunaan Teknologi
Kendala yang dialami dalam pembuatan RPP adalah penggunaan teknologi, salah satunya infokus. Infokus seringkali akan digunakan namun karena jumlahnya yang masih terbatas, praktikan sehingga seringkali berusaha untuk menggunakan gambar melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan.
4.      Menentukan alokasi waktu
Menentukan alokasi waktu masih sering dialami karena kondisi kelas dan siswa yang berubah-ubah. Hal ini juga terkait dengan saran dan prasarana di sekolah, misalnya ketika akan melaksanakan kegiatan praktikum, sedangkan laboratorium Biologi sedang diperbaiki, maka akan memerlukan waktu lebih untuk memindahkan peralatan ke kelas atau ke laboratorium lainnya.
5.      Menentukan indikator pembelajaran
Praktikan masih kesulitan untuk menentukan indikator psikomotor dan affektif yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) selain pada kegiatan pebelajaran berupa praktikum.
6.      Sarana dan prasarana
Keadaan laboratorium yang mengalami perbaikan selama beberapa bulan menjadi kendala ketika akan melakukan kegiatan praktikum, sedangkan pada hakikatnya pembelajaran Biologi memerlukan praktikum.
B.        Proses Penampilan
Penampilan mengajar di kelas merupakan kegiatan pokok di selama PLP. Oleh karena itu, proses penampilan mengajar harus didukung oleh penguasaan materi pembelajaran dan pengelolaan kelas yang baik.
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, praktikan diberi kesempatan oleh Guru Pamong mengajar di kelas X (sepuluh) (X-5) mata pelajaran BIOLOGI dan mata pelajaran PLH pada kelas X-6, kelas XII (duabelas) IPS-2 pada mata pelajaran PLH, dan kelas XI (IPA 4 dan IPA 6) mata pelajaran BIOLOGI. Masalah-masalah yang dialami praktikan selama proses penampilan mengajar di kelas diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Alokasi waktu pada awal masuk PPL yang hanya 2x30 menit menyebabkan tidak semua indikator  bisa tersampaikan pada saat melakukan proses pembelajaran.
2.      Praktikan kurang persiapan mental ketika mengajar pada awal pertemuan, sehingga berpengaruh dalam penampilan dan kelancaran Proses Belajar Mengajar (PBM).
3.      Praktikan kesulitan mencari metode yang cocok dalam menguasai kelas, mengingat siswa pada tiap-tiap kelas memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima dan menyerap materi yang disampaikan.
4.      Praktikan mengalami kesulitan dalam menarik perhatian siswa ketika akan memulai kegiatan pembelajaran dan berkosentrasi terhadap materi yang disampaikan.
5.      Keterbatasan waktu dan daya serap siswa yang kadang-kadang menyebabkan materi dalam RPP tidak dapat disampaikan secara utuh, terutama dalam pelaksanaan evaluasi yang harusnya dilakukan secara tertulis hanya dapat dilakukan secara lisan.
6.      Kondisi siswa yang masil labil dan berisik, terutama pada kelas X mengakibatkan praktikan mengalami kesulitan dalam mengelola kelas.
7.      Mata pelajaran Biologi yang berada pada jam pelajaran terakhir menyebabkan siswa sulit untuk berkonsentrasi pada materi sehingga praktikan kesulitan dalam mengendalikan kelas sedangkan volume suara yang dimiliki oleh praktikan kurang keras.
8.      Praktikan masih kesulitan dalam mengendalikan kelas ketika pelaksanaan kegiatan praktikum, karena harus mengakomodasi seluruh kelompok atas hasil pengamatan yang dilakukan beserta pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan.
C.       Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa di sekolah di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 15 Bandung diantaranya adalah PMR, DKM, Paskibra, Luwing, Cheerleaders, Modern Dance, Lises, Teater, Pramuka, Prisman, Futsal, Volley, Basket, Taekwondo, Breakdance.
Kegiatan ekstrakurikuler yang pernah diikuti oleh praktikan adalah memberikan materi pada kegiatan pesantren kilat (sanlat). Sanlat ini merupakan salah satu kegiatan ektrakurikuler yang diselenggarakan oleh guru dan siswa yang tergabung dalan ektrakurikuler Prisman. Selain mengikuti kegiatan Sanlat, praktikan juga mengikuti kegiatan bimbingan belajar. Bimbingan belajar diberikan kepada kelas XI IPA. Bimbingan belajar biasanya dilakukan menjelang pelaksanaan ulangan harian untuk setiap bab yang diajarkan.
Kegiatan ekstrakurikuler lainnya tidak dapat diikuti oleh praktikan dikarenakan beberapa kendala. Kegiatan Kendala-kendala yang menyebabkan praktikan kurang aktif di kegiatan ekstrakurikuler yaitu :
1.      Keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki praktikan, sehingga kegiatan tersebut tidak dapat diikuti secara keseluruhan.
2.      Padatnya jadwal mengajar di sekolah karena haru mempersiapkan perangkat pembelajaran untuk pertemuan berikutnya, serta kesibukan lain di luar kegiatan PPL
D.       Partisipasi dalam kehidupan sekolah
Selama berada di lingkungan sekolah, praktikan tidak hanya memperoleh ilmu untuk mengajar di kelas, tetapi juga memperoleh pengetahuan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan di luar jam pelajaran. Bentuk partisipasi yang dilakukan oleh praktikan selam berada di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut.:
1.         Upacara bendera
Upacara bendera dilakukan setiap hari Senin, yaitu dimulai dari Jam 06.45 sampai dengan pukul 07.30 WIB di lapangan SMA Negeri 15 Bandung. Upacara dilakukan bergantina karena praktikan juga memiliki kegiatan piket siswa terlamabat.


2.         Piket sekolah.
Jadwal piket yang didapat oleh praktikan yaitu pada hari senin pada setiap minggunaya. Kegiatan piket sekolah dilaksanakan secara bergiliran sesuai waktu piket yang telah disepakati sebelumnya. Piket sekolah yang dilakukan oleh praktikan adalah piket umum (KBM), piket perpustakaan, piket Bimbingan UKS.
a.       Piket Umum
Piket umum ini adalah kegiatan piket untuk mencatat dan menangani semua kegiatan sekolah selama satu hari penuh. Kegiatan ini dilakukan pada hari senin di setiap minggu. Kegiatan yang dilakukan dalam piket umum adalah :
1.      Menerima tamu yang masuk kesekolah, baik orang tua siswa atau pun tamu guru sekolah.
2.      Menangani siswa yang akan izin ke luar sekolah dengan alasan sakit atau sebagainya.
3.      Menangani siswa yang terlambat masuk sekolah.
4.      Menyebarkan rekapitulasi absensi keseluruh kelas.
b.      Piket KBM
Piket KBM dilakukan pada hari senin. Adapun tugas yang harus dilaksanakan praktikan dalam piket KBM adalah merekapitulasi siswa yang datang terlambat, izin keluar, izin pulang, serta penggunaan jaket karena alasan sakit. Sejauh ini belum ada kendala berat dalam pelaksanaan piket KBM.

c.       Piket Perpustakaan
Piket perpustakaan dilaksanakan dengan berbagai kegiatan sebagai berikut:
Membantu menginput data buku perpustakaan.
1)      Membantu pemberian label buku perpustakaan.
2)      Melayani siswa yang meminjam dan mengembalikan buku-buku perpustakaan.
3)      Merekapitulasi siswa-siswa yang belum mengembalikan buku dan memanggilnya untuk segera mengembalikan buku.
4)      Apabila ada guru yang tidak hadir dan memberikan tugas, maka praktikan akan menyampaikan tugas tersebut ke kelas yang dimaksud.
Sejauh ini belum ada permasalahan yang berat selama menjalani piket perpustakaan.
d.      Piket UKS
Piket UKS dilakukan di ruangan UKS sekolah dengan menemani guru piket UKS  yang sedang berjaga. Tugas yang dilakukan yaitu merawat siswa yang masuk ke dalam UKS.
Permasalah unum dari pelaksanaan beberapa piket harian adalah dikarenakan dalam perkuliahan tidak ada materi yang spesifik membahas tentang apa saja yang dilakukan saat piket maka praktikan kurang bisa menguasai pekerjaan pada piket di hari pertama, namun pada piket berikutnya praktikan tidak lagi mengalami kesulitan karena telah belajar dari pengalaman dan diberi bimbingan oleh petugas perpustakaan dan guru yang piket di hari tersebut.
E.     Proses bimbingan
Untuk kelancaran dan pencapaian tujuan PLP, diperlukan adanya bimbingan dan arahan dari semua pihak terutama pembimbing, baik Dosen Luar Biasa dan Dosen Tetap PLP.
1.      Bimbingan dengan Dosen Luar Biasa PLP PPG
Dosen Luar Biasa merupakan guru mata pelajaran Biologi yang mengajar di kelas tempat praktikan melaksanakan PLP PPG. Dosen luar biasa pembimbing praktikan adalah Ibu Hj. Liza Yodiaprawati yang mengajar di kelas X-6 dan XII IPS-2 untuk pelajaran PLH dan kelas XI IPA 2, XI IPA 3, XI-IPA 4 dan XI IPA 6 untuk pelajan BIOLOGI.
Proses bimbingan dengan Dosen Luar Biasa PLP berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala yang berarti. Kegiatan bimbingan dilaksanakan pada waktu-waktu luang yang dimiliki oleh praktikan dan Dosen Luar Biasa PLP PPG untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan Proses Belajar Mengajar (PBM) dan perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam proses bimbingan praktikan mendapatkan pengetahuan dan masukan-masukan dari Dosen Luar Biasa PLP berupa refleksi atas proses pembelajaran yang telah dikukan serta perbaikan pada komponen RPP lainnya. Intensitas pertemuan yang demikian membuat praktikan merasa cukup terhambat untuk melakukan PTK.
2.      Bimbingan dengan Dosen Tetap PLP PPG.
Dosen tetap yakni dosen yang diutus oleh jurusan masing-masing untuk memantau mahasiswa praktikan. Dosen tetap yang membimbing mahasiswa dari jurusan Biologi adalah Bapak Dr. Taufik Rahman, M.Pf dan Ibu Dra. Ammy Syulasmi, M.S.
Kegiatan Bimbingan dengan Dosen Tetap PLP dilakukan pada waktu luang yang beliau miliki di kampus. Pada kesempatan tersebut, praktikan membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi di sekolah, masalah tentang proses KBM, persiapan untuk ujian PLP, pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan masalah-masalah lainnya. Kendala yang ditemuai hanya terletak pada kesibukan dosen sehingga praktikan dan mahasiswa PLP PPG lainnya tidak dapat bertemu setiap saat dengan dosen pembimbing.








Komentar