A.
Latar
Belakang
Dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar siswa dalam program studi biologi fakultas pendidikan matematika dan
ilmu pengetahuan alam (FPMIPA) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dan dalam
upaya meningkatkan kualitas lulusannya maka perlu diselenggarakan kegiatan
program latihan akademik (PLA) untuk mahasiswa program studi Biologi.
Program latihan akademik (PLA) merupakan salah satu
kegiatan intrakurikuler yang harus ditempuh mahasiswa dalam menyelesaikan
studinya. Hal ini dilakukan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman empiric
sebagai wahana terbentuknya wawasan akademik dan wawasan professional.
Diharapkan mahasiswa lulusan program studi biologi dapat bekerja secara
professional di suatu instansi maupun perusahaan-perusahaan yang sejalan dengan
keilmuan biologi.
Dengan diselenggarakannya PLA ini maka diharapkan
dapat membantu mahasiswa dalam mempersiapkan diri baik secara mental maupun
fisik dalam menghadapi kondisi dunia kerja yang sesungguhnya.
B.
Tujuan
PLA
1.
Tujuan
umum
Secara umum program
latihan akademik (PLA) ini bertujuan agar mahasiswa memperoleh pengalaman
empiric sebagai wahana terbentuknya wawasan akademik dan wawasan professional
serta mampu mengaplikasikan ilmunya di dalam dunia kewirausahaan (enterpreneurship).
2.
Tujuan
khusus
a. Meningkatkan
wawasan keilmuan mahasiswa dalam bidang biologi
b. Memberikan
pengalaman di dunia kerja
c. Menrapkan
berbagai keterampilan dasar biologi secara utuh dan terpadu dalam situasi yang
sebenarnya
d. Mengaplikasikan
keilmuan teoritis yang dimiliki dalam kehidupan praktis
e. Melatih
keterampilan bekerja di laboratorium dalam bidang biologi
f.
Mengikuti proses atau
tahapan dalam pengolahan air minum secara menyeluruh
g. Mendapatkan
gambaran langsung tentang proses pengujian suatu produk
h. Mengukur
kualitas air minum hasil pengolahan AMDK PDAM Kota Bandung
i.
Melakukan analisis kimia,
fisika maupun mikrobiologi terhadap kualitas air minum AMDK PDAM Kota Bandung
C.
Tempat
dan Waktu Pelaksanaan PLA
a. PLA
dilaksanakan di Laboratorium kendali mutu (Quality
Control) Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) PDAM Kota Bandung yang
beralamat di jalan sersan bajuri no. 5 Ledeng Bandung
b. Waktu
pelaksanaan PLA dimulai pada tanggal 7 juli 2010, dimulai dari pukul 08.00 WIB
- 16.00 WIB dengan waktu istirahat selama 1 jam yakni dari pukul 12.00
WIB-13.00 WIB.
D.
Sejarah
dan Perkembangan Perusahaan
Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kota Bandung bergerak dalam bidang pengelolaan air minum dan air
kotor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial,
kesehatan dan pelayanan umum.
PDAM Kota Bandung ini
pada awalnya milik Belanda yang didirikan pada tahun 1916 dengan nama Water Leiding Bednif (perusahaan air)
yang dikelola oleh Technische Dienst
Afleding (DTA). Sumber pendapatan diperoleh melalui penjualan air bersih
yang didapat dengan jalan:
1. Penyadapan
sumber-sumber air dari pegunungan utara Kota Bandung
2. Pengeboran
sumur-sumur artesis (air tanah dalam) pada tempat-tempat tertentu yang ada di
dalam Kota.
Pada saat dikelola oleh
DTA, luas tanah yang dimiliki oleh Water
Leiding Bednif ini seluas ± 2150 ha dengan jumlah penduduk sekitar 70.000
jiwa, terdapat Sembilan buah mata air dan tiap debet mencapai ± 130 liter/detik
dan prosentase pelayanan mencapai 80% dari jumlah warga yang membutuhkan.
Pada tahun 1940 terdapat
Sembilan mata air dan 11 buah sumur artesis dengan tiap debet air mencapai 196
liter/detik. Jumlah penduduk saat itu mencapai ±240.000 jiwa dengan prosentase
pelayanan mencapai ±40%.
Pada tahun 1954 terjadi
perubahan yaitu perusahaan air berada di bawah Dinas Perusahaan. Pada saat itu
sudah terasa bahwa pelayanan air minum untuk Kota Bandung perlu ditingkatkan
seiring dengan perluasan kota bandung yang didikuti dengan pertambahan penduduk
yang cukup pesat. Oleh karena itu, pada tahun 1958 mulai dibangun Pengolahan
Air Minum yang berlokasi di jalan Badak Singa yang mana sumber air bakunya
berasal dari sungai Cisangkuy dengan produksi rata-rata 850 liter/detik yang
mulai berfungsi pada tahun 1960.
Pada tahun 1960
Pengelolaan Air Minum dengan sumber air baku dari sungai Cisangkuy mulai
berfungsi, sehingga sumber air yang ada menjadi sepuluh buah mata air, sebelas
buah sumur artesis dan pengolahan sungai Cisangkuy dengan debit air 1044 liter/detik.
Pada tahun 1967
perusahaan mengalami perubahan organisasi lagi, dimana perusahaan air minum
kemudian berdiri sendiri dan disebut Dinas Teknik Penyehatan. Struktur
organisasi ini berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor : 8364/64
tanggal 15 Juni 1967.
Tahun 1972 Dinas Teknik
Penyehatan mengalami penyempurnaan pokok, yaitu dengan cara penyediaan air
minum dan membantu Pemerintah Daerah. Karena dirasakan masih kurangnya
pelayanan air minum, maka pada tahun 1972/1973 mulai diadakan studi kelayakan
untuk peningkatan pelayanan air minum Kota Bandung yang dilaksanakan oleh
konsultan dari Denmark (Nielsen Rus Henberger Cowioonsult-NCR) yang kemudian
dilanjutkan dengan perencanaan detail yang dilaksanakan oleh konsultan German Water Engineering GmbH-GWE dari
Jerman. Studi kelayakan ini berdasarkan surat Keputusan Walikota Bandung Nomor
: 9226/72 tanggal 1 Juni 1972.
Tahun 1974 dengan surat
Keputusan Walikota Nomor : 17496/74 tertanggal 19 November 1974 pada tanggal 16
Desember 1974 Dinas Teknik Penyehatan status menjadi Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Didirikannya Perusahaan Daerah Air Minum ini disebabkan
pengelolaan air bersih di Kota Bandung dipandang sudah waktunya diselenggarakan
oleh suatu badan hokum otonom yaitu denga status perusahaan daerah. Dengan
demikian PDAM sudah dapat mengurus kepentingannya sendiri keluar maupun kedalam
terlepas dari pemerintah daerah.
Tahun 1980 dengan telah
selesainya studi kelayakan dan perancangan detail pengembangan air Kota Bandung
mulai dirasakan fisik pengembangan Asia (ADB) berupa loan sebesar 11,5 juta
dollar AS (loan 195-INOSF). Selain itu diperoleh juga dana dari Pemerintah
Pusat sebesar Rp. 15,2 Milyar. Pada saat itu kondisi air minum Kota Bandung,
yaitu dengan luas kota 8098 ha dan jumlah penduduk 1.400.000 jiwa terdapat
sumber air sepuluh buah mata air, panjang pipa terpasang 484.844 km. prioritas
pelayanan 23,5% dengan jumlah pelanggan 47.000 jumah pipa terpasang.
Hasil yang dicapai pada
Proyek Tahap I yang dapat diselesaikan pada awal tahun 1982 meliputi :
1. Pembuatan
22 buah sumur produksi.
2. Pembuatan
44 buah sumur observasi dan sumur pengetesan.
3. Pembuatan
3 buah bak penampungan air, yaitu :
a. R.9
Cikutra berkapasitas 11.000 m3, melayani daerah bandung timur dengan
debit 280 liter/detik
b. R.10
Cipedes berkapasitas 3.000m3, melayani daerah Bandung Utara dengan
debit 172 liter/detik.
c. R.11
Ledeng berkapasitas 3.000 m3, melayani daerah Bandung Barat dengan
debit 172 liter/detik.
4. Pengadaan
dan pemasangan pipa transmisi dan distribusi sepanjang 450 km, dengan diameter
80-1000 m diseluruh daerah pelayanan (Bandung Utara, Timur, Tengah/Selatan dan
Bandung Barat)
5. Pemasangan
kran umum sebanyak 200 buah dan MCK 35 buah di daerah-daerah yang dirasa kurang
mampu berlangganan dan/atau daerah yang belum memungkinkan untuk diberikan
pelayanan langsung ke rumah-rumah.
6. Pengadaan
13.000 buah mata air.
Walaupun secara umum
Proyek Tahap I boleh dikatakan berhasil dalam sasaran peningkatan pelayanan air
minum Kota Bandung dan pengembangannya. Hal ini dapat dilihat dengan
meningkatnya jumlah langganan yang dapat dilayani oleh PDAM Kota Bandung, yang
saat itu mencapai 76.000 langganan aktif, namun meskipun demikian, sasaran
utama tidak tercapai. Dari target prosentase pelayanan 61%, yang bisa terlayani
hanya 42% saja.
Hal tersebut disebabkan
oleh peningkatan penduduk yang bertambah dengan pesat dan pemukiman yang harus
dilayani air bersihnya terus berkembang. Pada periode transisi ini dengan
segala dana yang ada, PDAM terus meningkatkan pelayanan airminum untuk masyarakat
Kota Bandung antara lain pemasangan pipa-pipa tertier dan sambungan rumah serta
perakitan meteran air, akan tetapi masih banyak calon pelanggan yang tidak
terlayani. Oleh karena itu, agar kebutuhan air minum masyarakat Kota Bandung
dapat terpenuhi, maka proyek II harus segera terrealisir.
Rencana Proyek Air Minum
Tahap II ini meliputi penambahan sumber air yaitu berasal dari dalam tanah,
mata air, sungai Cikapundung, sungai Cigulung yang ditampung di Reservoir Pakar
serta pengembangan pengolahan sungai Cisangkuy dengan debit air ±1.200
liter/detik, sehingga terjadi peningkatan pelanggan dan peningkatan distribusi
atas permintaan air bersih dari luar Kota Bandung.
Proyek Tahap II tersebut
dilaksanakan oleh PDAM untuk melanjutkan Proyek Tahap I yang bertujuan agar
seluruh masyarakat dapat menikmati pelayanan air minum. Pada saat ini dengan
jumlah penduduk Kota Bandung sebanyak 2.058.112 jiwa, PDAM Kota Bandung
mempunyai jumlah pelanggan sebanyak 124.484 sambungan langganan. Dengan jumlah
tersebut, penduduk yang dapat dilayani sarana air bersih baru mencapai 60% dari
seluruh jumlah penduduk Kota Bandung. Sehingga masih banyak masyarakat yang
belum menikmati pelayanan air minum.
Tahun 2002 Walikota AA
Tarmana mencetuskan agar didirikannya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
yang merupakan Pilot Proyek dari PDAM Bandung. Pada tanggal 27 Agustus 2002
AMDK resmi didirikan dengan tujuan untuk membantu keuangan PDAM Bandung, selain
itu PDAM Bandung merupakan perusahaan yang sangat berpotensi untuk mendirikan
industri AMDK dengan mengguanakan mata air sebagai bahan bakunya dan lokasi
industri berada di Reservoir XI Ledeng Bandung.
AMDK PDAM Kota Bandung
selalu berusaha memproduksi air minum sehat, menyegarkan dan berkualitas yang
diambil secara langsung dari mata air Ciwangun dan Cibadak Lembang yang berasal
dari pegunungan demi kepuasan konsumen. Dalam mewujudkan kebijakan mutu maka
AMDK Kota Bandung mengimplementasikan system manajemen mutu ISO 9001 versi 2000
yang telah didapat pada bulan Mei 2003 yang dikeluarkan oleh PT. Citra Mutu
Indo Total. Pada tahun yang sama juga berdasarkan surat Keputusan Mentri
Perindustrian RI, AMDK Kota Bandung memperoleh sertifikat “Standar Nasional
Industri (SNI)” untuk air minum dalam kemasan yaitu SNI no. 01-3553-1996 MD
219110001960 untuk merk Hanaang dan
MD 249110002728 untuk merk Water Med
dan juga sertifikat Departeman Kesehatan sebagai jaminan sehat dan aman untuk
di konsumsi.
E.
Lokasi
Pabrik
Pabrik AMDK PDAM Kota
Bandung ini berlokasi di reservoir XI jalan sersan bajuri no 5 Ledeng Bandung.
Penentuan lokasi pabrik ini ditentukan dengan memperhitungkan dekatnya jarak
dengan sumber mata air yaitu mata air ciwangun dan Cibadak Lembang yang berjarak
10 km dari arah Lembang, kebutuhan luas bangunan, pengembangan usaha dan
transportasi serta pendistribusian ke daerah pemasaran local karena letaknya
berada dekat dengan pusat kota Bandung.
F.
Visi
dan Misi
Visi dari perusahaan ini
adalah “Dengan adanya sumber daya manusia
yang professional di bidang manajemen dan pengolahan AMDK serta dengan
menerapkan sistem mutu ISO 9001 versi 2000 secara konsekuen dan konsisten, unit
AMDK PDAM Kota Bandung akan selalu meningkatkan kualitas, kuantitas dan
kontinyuitas produk yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.”
Sedangkan
Misi dari perusahaan ini diantaranya :
1. Meningkatkan
system produksi sampai dengan 75% dari kapasitas produksi selama tiga bulan
pertama .
2. Meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia dengan sosialisasi ISO 9001 versi 2000 minimal
tiga bulan sekali.
3. Meningkatkan
jumlah penjualan.
G.
Struktur
Organisasi
Struktur organisasi dan
manajemen suatu perusahaan merupakan elemen penting yang sangat menentukan
dalam menjalankan aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan atas dasar
kerjasama yang mempunyai bentuk dan susunan yang jelas dalam bidang tugas
tiap-tiap unsurnya serta menegaskan hubungan antara satu sama lain
dalamrangkaian hierarki.
Struktur organisasi AMDK
PDAM Kota Bandung adalah berbentuk garis dimana parangkat bawahan bertanggung
jawab secara langsung terhadap atasan dan masing-masing bagian mempunyai fungsi
dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Tetapi Kepala Unit AMDK PDAM
Kota Bandung tetap bertanggung jawab langsung kepada direktur PDAM Kota
Bandung. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi AMDK PDAM Kota Bandung dapat
dilihat pada lampiran 1.
H.
Ketenagakerjaan
Pabrik AMDK Kota Bandung
ini memiliki karyawan yang rata-rata bertempat tinggal di sekitar pabrik
tersebut. Jumlah karyawan sampai dengan oktober 2004 mencapai 37 orang, yang
terdiri dari karyawan tetap yang berasal dari PDAM pusat sebanyak 14 orang,
karyawan kontrak sebanyak 23 orang dengan rata-rata pendidikan SMP 30%,
SMU/MTS/Analis 65%, D3 sampai S1 5%.
Sekitar 70% dari karyawan bekerja di bagian produksi. Tenaga kerja di bagian
produksi dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pertama yang tidak melalui
tahapan penyeleksian dan golongan dua yang melalui tahap penyeleksian.
Penyeleksian yang dilakukan melalui tiga cara, yaitu psychotest, tes kesehatan dan wawancara (interview). Dan sisanya sebanyak 30% merupakan tenaga ahli,
administrasi dan pemasaran.
I.
Rencana
Pengembangan Perusahaan
Pabrik AMDK PDAM Kota
Bandung akan melakukan pengembangan perusahaan dengan menambah produksinya dari
cup, gallon dan botol. Untuk kemasan botol ini masih dalam tahap perencanaan.
Kemasan botol yang akan digunakan yaitu berukuran 600 ml dan 1500 ml. pabrik
AMDK PDAM Kota Bandung juga ingin melakukan pengembangan perusahaan dengan
memodifikasi air minum kemasan mineral dengan air mineral yang memiliki rasa
buah-buahan.
Selain pengembangan dalam
produk AMDK PDAM Kota Bandung juga berencana untuk mengganti mesin produksi
dengan yang lebih modern, karena alat yang digunakan masih ada yang secara manual.
Selain itu pabrik AMDK PDAM Kota Bandung berencana untuk memperluas daerah
pemasarannya.rencana pengembangan pabrik ini diharapkan dapat berjalan dengan
lancar sehingga dengan demikian dapat memenuhi keinginan konsumen sekaligus
menambah pendapatan.
J.
Pemasaran
Produk
Pemasaran produk
merupakan hal yang penting untuk memajukan suatu perusahaan karena bagian
pemasaran berfungsi memberikan informasi yang menggambarkan kondisi pasar dan
besarnya pasar melalui survey yang
dilakukan, sehingga dapat ditentukan besarnya permintaan yang harus dipenuhi
perusahaan.
Daerah pemasaran AMDK
PDAM Kota Bandung meliputi daerah karees, Gede bage, Ujungberung, Tegalega,
Bojonegara, Tasikmalaya, Cileunyi, Cibeunying, Cimahi, Cianjur, Padalarang,
Majalengka, Sumedang dan garut. Untuk mempermudah pemasaran digunakan empat
kendaraan yaitu satu truk engkel terbuka, mobil engkel tertutup, pick up dan satu mobil box.
Sistem
pemasaran yang digunakan oleh AMDK PDAM Kota Bandung adalah sebagai berikut :
1. Direct Selling
Pemasaran ini dalam realisasinya akan
menggerakkan karyawan PDAM Kota Bandung dan tenaga kerja yang dikontrak.
2. Dukungan
pemerintah daerah
Dukungan pemerintah daerah yang bekerja
sama dengan Dinas atau instansi terkait seperti :
a. Kantor
Koperasi : segmen koperasi PDAM dan PEMDA
b. Bagian
Umum PEMDA : segmen pemerintah
c. Dinas
Perindustrian dan Perdagangan : segmen industri, supermarket dan pertokoan.
d. Dinas
Pariwisata : segmen pariwisata, hotel dan restoran.
e. Setiap
tahunnya AMDK PDAM Kota Bandung memasarkan air minum sebanyak ribuan gallon
perdana dan puluhan ribu gallon isi ulang serta cup.
Komentar
Posting Komentar