KELENGKAPAN DOKUMEN MENDAFTAR KOICA PKNU IGFS (Beasiswa KOICA-Korea)


Dongnae Eupseong (Dokumentasi Pribadi)

KELENGKAPAN DOKUMEN MENDAFTAR KOICA PKNU IGFS
Perjalanan Ke Utara
Awal Mula

Februari 2018. Saya bergegas bangun dari peraduan karena mendapat nota dinas untuk mengikuti bursa beasiswa di kantor Jakarta. Sebagai orang yang setiap hari harus meleawti 3 provinsi untuk mencapai kantor, tugas ke Jakarta adalah sebuah kenikmatan yang tiada tara. Setidaknya bisa lebih leluasa memundurkan waktu berangkat sehingga bisa bercanda ria dengan putri tercinta, yang kadang kalau ditinggal kerja, belum terbangun dari mimpi indahnya. Setiap tahun kantor saya mengadakan acara bursa beasiswa ini, tujuannya untuk mempertemukan kami, para “fakir beasiswa” dengan para penyedia beasiswa. Waktu itu ada LPDP, KEMENRISTEK DIKTI, KOICA, Monbuso, AAS dan masih banyak lagi. Acara ini sekaligus sebagai ajang reuni teman-teman seangkatan (yang jumlahnya semakin menipis karena sudah pada berangkat kuliah) untuk saling menyapa, saling menyemangati bahwa masih ada secercah asa di ujung sana (wkwkwkwkwkwkwk).

Saya tidak begitu tertarik dengan penyedia beasiswa yang saya sebut nomor 3 (paragraf diatas), karena satu hal utama, jadwal terakhir pengumpulan berkasnya tinggal 2 hari saja. Sebagai “fakir beasiswa” yang hanya bermodal semangat membara, jadwal mepet seperti itu tentu akan berujung petaka (karena berkas-berkas tentu belum kami siapkan). Ku acuhkan saja, namun entah kenapa, saya berhasil mendapatkan brosur dan kontak Ibu Yulia (yang akan sering saya sebut didalam cerita-cerita di blog ini).
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, saya tersadar tepat dipenghujung tahun bahwa saya harus mengontak ibu Yulia yang mewakili KOICA dalam acara bursa beasiswa waktu itu, untuk menanyakan apakah beasiswa KOICA akan dibuka lagi untuk tahun 2019. Ibu Yulia yang baik hati begitu sabar menjawab pertanyaan saya dan memberikan harapan bahwa beasiswa yang saya tanyakan kemungkinan akan dibuka lagi 2019 dan diminta untuk menyiapakn berkas-berkas sesuai persyaratan yang ada di tahun 2018. Namun tentunya, beliau tidak bisa menjamin apakah beasiswa yang ditawarkan akan ada jurusan yang saya incar, masih menunggu surat resmi dari pemerintah KOREA.
15 Januari 2019 (4 hari setelah ulang tahun pernikahan saya dengan bebeb), setelah hampir setiap bulan saya me”whatsapp” bu yulia (maafkeun ya bu Yulia), akhirnya surat pengantar dari setneg pun dikirimkan ke saya, dan alhamdulillah, jurusan yang saya “incar” ada didaftar. Ini daftar persyaratan yang harus saya kumpulkan :


Perjuangan di mulai dengan mencicil dokumen yang di butuhkan, saya memulai dengan tugas yang paling berat yaitu mendapatkan apostille (legalisisr) dari kedubes KOREA SELATAN. Karena ijazah saya diterbitkan dalam satu bahasa saja, yaitu bahasa persatuan, bahasa Indonesia, saya harus menerjemahkan ijazah saya ke penerjemah tersumpah. Saya menggunakan jasa Indo lingo (http://indo-lingo.com/) yang respon customer servicenya begitu cepat. Ada pertimbangan utama yang harus diperhatikan dalam memilih jasa penerjemah tersumpah, yaitu penerjemahnya harus terdaftar di (https://legalisasi.ahu.go.id/).
Oh iya, sebelum lupa, untuk mendapatkan apostille di kedubes KORSEL (https://mcfirmansyah.blogspot.com/2019/11/beasiswa-koica_10.html), dokumen kita harus di legalisir oleh Kementrian Luar Negeri (https://mcfirmansyah.blogspot.com/2019/11/beasiswa-koica_9.html)  dulu, untuk mendapat legalisasi di KEMENLU, kita harus mendapatkan legalisasi dari KEMENKUMHAM (https://mcfirmansyah.blogspot.com/2019/11/beasiswa-koica_8.html) , itu mengapa dalam tulisan sebelumnya, saya menyebut untuk mendapat legalisir kedubes KORSEL membutuhakn 3 lapis/tahap (untung belum ratusan, hehehehehe). Bersambung....
Nampo-dong di malam hari (Dokumentasi pribadi)

Sejong 1-Building
Daeyon 3 (sam)-Dong
Busan
Korea Selatan

Komentar