SEJARAH PERKEMBANGAN TAKSONOMI


 

SEJARAH PERKEMBANGAN TAKSONOMI 

(KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP)


Perkembangan teknologi dan sains dari waktu ke waktu memiliki manfaat yang sangat luas bagi kehidupan manusia di masa kini dan masa depan. Demikian juga dalam ilmu biologi, salah satunya adalah mengenai sistem klasifikasi makhluk hidup, dimana dengan perkembangan telah memudahkan manusia dalam pembuat klasifikasi. Nah, pertanyaannya sekarang, tahukah kalian apa itu sistem klasifikasi dan apa saja jenisnya?

Dalam pengertiannya, klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam kelompok tertentu. Pengelompokan ini disusun secara runut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar.

Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi atau sistematik. Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Sistem klasifikasi makhluk hidup dikelompokan dalam satu-satuan kelompok besar yang disebut kingdom.

Ada beberapa sistem klasifikasi organisme yang dikemukakan oleh para ilmuwan hingga saat ini yaitu, klasifikasi 2 kingdom, klasifikasi 3 kingdom, klasifikasi 4 kingdom, klasifikasi 5 kingdom, dan klasifikasi 6 kingdom.

Klasifikasi 2 Kingdom

Ilmuwan dari Yunani yaitu Aristoteles adalah yang pertama memperkenalkan sistem klasifikasi pada organisme. Dimana, ia membagi organisme menjadi 2 kingdom yaitu kingdom plantae (tumbuhan) dan kingdom animalia (hewan).

(Baca juga: Mengenal 3 Sistem Klasifikasi pada Makhluk Hidup)

Kingdom plantae meliputi semua tumbuhan (tidak bergerak) dan kingdom animalia meliputi semua hewan (bergerak). Kendati demikian, sistem klasifikasi 2 kingdom ternyata masih memiliki banyak kekurangan diantaranya :

  1. Tidak bisa membedakan organisme eukariot dan prokariot, organisme uniseluler dan multiseluler serta organisme fotosintetik dan organisme non fotosintetik.
  2. Banyak makhluk hidup yang tidak termasuk dalam kategori manapun.
  3. Tidak menggunakan karakteristik lain seperti struktur sel, sifat dinding sel, cara memperoleh makanan, habitat, reproduksi, dan hubungan evolusi dalam pengklasifikasian.

Klasifikasi 3 Kingdom

Sistem klasifikasi 3 kingdom ditandai dengan adanya kelompok organisme yang tidak termasuk ke dalam kingdom tumbuhan maupun hewan seperti Euglena dan jamur lendir. Oleh karena itu, organisme tersebut dikelompokkan ke dalam kingdom baru yaitu kingdom protista.

Klasifikasi 3 kingdom ini diperkenalkan oleh Ernst Haeckel, seorang ahli biologi kebangsaan Jerman. Dimana, ada 3 klasifikasi organisme yaitu plantae (tumbuhan), animalia (hewan), dan protista.

Klasifikasi 4 Kingdom

Klasifikasi 4 kingdom muncul setelah ditemukannya mikroskop elektron. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada organisme yang tidak memiliki membran inti (prokariot) dan ada yang memiliki membran inti (eukariot). Maka organisme prokariot seperti bakteri dimasukan ke dalam kelompok yang baru yaitu kingdom monera.

Klasifikasi 5 Kingdom

Klasifikasi 5 kingdom dikemukakan oleh Robert H. Whittaker pada tahun 1969, dimana ia mengusulkan bahwa fungi harus dikelompokan ke dalam kingdom tersendiri karena fungi tidak dapat berfotosistesis melainkan menyerap nutrisi dari organisme lain.

Selain itu, fungi juga berbeda dengan tumbuhan dalam beberapa hal seperti komponen dinding sel dan cara reproduksi. Maka dalam klasifikasi 5 kingdom ini meliputi, plantae (tumbuhan), animalia (hewan), protista, monera, dan fungi (jamur).

Klasifikasi 6 Kingdom

Pada tahun 1977, seorang ilmuwan Carl Woese membagi lagi kingdom monera berdasarkan perbedaan komponen dinding sel dan RNA ribosomnya menjadi Archaebacteria dan Eubacteria, sehingga didapatkan 6 kingdom yaitu Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

Carl Woese juga mengelompokan organisme ke dalam 3 domain yaitu domain archaea, domain bacteria, dan domain eukarya. Domain merupakan takson yang berada di atas kingdom.

Komentar