KINGDOM ANIMALIA
Kingdom
Animalia
Kingdom
animalia adalah klasifikasi taksonomi organisme yang tidak memiliki dinding sel
dan kloroplas sendiri, sehingga mereka bergantung kepada organisme lain untuk
makanan. Berbeda halnya dengan tumbuhan, hewan tidak memiliki klorofil,
sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri.
Oleh karena itu, hewan harus mencari makanannya sendiri untuk mendapatkan
energi.
Kingdom animalia bisa
dibilang merupakan satu di antara kingdom yang memiliki anggota paling banyak
dan bervariasi. Lebih dari 1,5 juta spesies hewan yang masih hidup telah
dideskripsikan—sekitar 1 juta di antaranya adalah serangga—tetapi diperkirakan
ada lebih dari 7 juta spesies hewan secara keseluruhan. Hewan memiliki panjang
dari 8,5 mikrometer sampai 33,6 meter dan memiliki interaksi yang kompleks satu
sama lain dan dengan lingkungannya, serta membentuk jaring-jaring makanan yang
rumit. Studi tentang hewan disebut dengan zoologi.
Objek kajian zoologi
meliputi struktur, fungsi, perilaku, serta proses evolusi dari hewan. Bahasan
utama di dalam zoologi adalah anatomi perbandingan, etologi, psikologi hewan,
biologi molekular, etologi, ekologi perilaku, biologi evolusioner, taksonomi,
dan paleontologi. Adapun seseorang yang mempelajari zoologi disebut sebagai
zoolog.
Secara umum, kingdom
animalia dibagi menjadi dua, yaitu hewan invertebrata (tidak bertulang
belakang) dan hewan vertebrata (bertulang belakang). Hewan invertebrata adalah
hewan yang tidak mempunyai tulang belakang dan susunan sarafnya terletak di
bawah saluran pencernaan, sedangkan hewan vertebrata adalah hewan hanya dapat berkembang
biak melalui perkawinan (pembuahan ovum dan spermatozoid menjadi satu
kesatuan).
Aristoteles
membagi hewan menjadi hewan yang memiliki darah dan hewan yang tidak memiliki
darah. Carolus Linnaeus menciptakan klasifikasi biologi hierarkis pertama untuk
hewan pada 1758 dalam bukunya berjudul Systema Naturae,
yang dikembangkan oleh Jean-Baptiste Lamarck menjadi 14 filum pada 1809.
Pada akhir 1800-an, Ernst
Haeckel membagi kerajaan hewan menjadi Metazoa multiseluler (sekarang merupakan
sinonim dari Animalia) dan Protozoa, sedangkan organisme bersel tunggal yang
tidak lagi dianggap sebagai hewan. Pada zaman modern, klasifikasi hewan
mengandalkan teknik-teknik canggih, seperti filogenetik molekuler, yang efektif
dalam menunjukkan hubungan evolusi di antara taksa binatang. Untuk
mengenali berbagai hewan yang termasuk dalam kelompok kingdom animalia, kita
tentu perlu mengetahui ciri-cirinya. Apa saja ciri-cirinya? Berikut ini
rangkuman tentang karakteristik, ciri-ciri, dan jenis kingdom animalia.
Etimologi
Perkataan “hewan” adalah
pinjaman dari bahasa Arab, حيوان (haiwan) yang berarti binatang. Perkataan
“satwa” adalah pinjaman dari bahasa Sanskerta yang berarti “makhluk”, sedangkan
“binatang” merupakan kata asli bahasa Melayu.
Dalam bahasa Inggris,
“hewan” disebut dengan animal, dari bahasa Latin yaitu “animalis”, yang berarti
“memiliki napas”. Dalam penggunaan nonformal sehari-hari, kata tersebut
biasanya mengacu kepada hewan, bukan manusia. Kadang-kadang, kerabat dekat
manusia seperti mamalia dan vertebrata lainnya ditujukan dalam penggunaan
nonformal. Definisi biologis dari kata tersebut mengacu kepada semua anggota
kingdom animalia, meliputi makhluk yang beragam seperti spons, ubur-ubur,
serangga, dan manusia.
Karakteristik
Kingdom Animalia
Hewan memiliki beberapa
karakteristik yang membedakan mereka dari makhluk hidup lainnya. Hewan bersifat
eukariotik (memiliki membran inti) dan multiseluler, tidak seperti bakteri yang
prokariotik dan tidak seperti protista yang bersifat eukariotik, tetapi
uniseluler. Tidak seperti tumbuhan dan alga yang menghasilkan nutrisinya
sendiri, hewan bersifat heterotrof, artinya memakan bahan organik dan
mencernanya secara internal.
Dengan sangat sedikit pengecualian,
hewan menghirup oksigen dan berespirasi secara aerobik. Semua hewan bersifat
motil (mampu secara spontan memindahkan tubuh) selama setidaknya sebagian dari
siklus hidupnya, tetapi beberapa hewan, seperti spons, koral, kerang, dan
teritip, kemudian menjadi sesil. Blastula adalah tahap dalam perkembangan
embrio yang unik untuk sebagian besar hewan, yang memungkinkan sel untuk
berdiferensiasi menjadi jaringan dan organ khusus.
Hewan dikategorikan ke dalam
kelompok-kelompok ekologis tergantung dari cara mereka memperoleh atau
mengonsumsi bahan organik, termasuk karnivora, herbivora, omnivora, detritivor,
dan parasit. Interaksi di antara hewan membentuk jaring-jaring makanan yang
rumit. Pada spesies karnivora atau omnivora, predasi adalah interaksi sumber
daya konsumen yang terjadi ketika predator memakan organisme lain (disebut
sebagai mangsa).
Hewan yang hidup di dekat ventilasi
hidrotermal dan rembesan dingin di dasar laut yang gelap tidak bergantung
kepada energi sinar matahari. Sebaliknya, arkea dan bakteri di tempat ini
menghasilkan bahan organik melalui kemosintesis (dengan mengoksidasi senyawa
anorganik seperti metana) dan membentuk dasar jaring-jaring makanan lokal.
Ciri-Ciri Kingdom Animalia
1. Dapat Bergerak
Hewan-hewan dalam kelompok kingdom animalia memiliki sistem
gerak untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh hewan.
2. Tidak Memiliki Dinding Sel
Berbeda halnya dengan tumbuhan, sel hewan tidak memiliki fungsi
dinding sel seperti tumbuhan yang memberikan kesan keras atau kaku untuk
perlindungan terhadap isi sel di dalamnya, tetapi tetap memiliki fungsi membran
sel. Dengan tidak adanya dinding sel ini menunjang sistem gerak hewan, sehingga
memungkinkannya bergerak dengan aktif.
3. Habitat
Hewan menempati hampir semua habitat dan mikrohabitat di bumi,
termasuk air asin, ventilasi hidrotermal, air tawar, mata air panas, rawa,
hutan, padang rumput, gurun, udara, hingga bagian dalam hewan, tumbuhan, jamur
dan batu. Namun, hewan tidak terlalu tahan panas; sangat sedikit hewan yang
dapat bertahan hidup pada suhu konstan di atas 50 °C (122 °F). Hanya sedikit
spesies hewan (kebanyakan nematoda) yang menghuni wilayah paling dingin di
benua Antartika.
3. Sistem Organ
Hewan-hewan dalam kelompok kingdom animalia memiliki banyak
sistem organ. Sistem organ tersebut mempunyai fungsi spesifik yang penting
untuk bertahan hidup. Sistem organnya terdiri atas sistem skeletal (rangka),
sistem otot, sistem pencernaan, sistem sirkulatori, sistem reproduksi, sistem
imun, dan hormon.
4. Bentuk Tubuh
Bentuk
tubuh hewan sebagian besar simetris bilateral, sedangkan hewan primitif (hewan
sederhana) memiliki tubuh asimetris. Hewan lainnya memiliki bentuk simetris
radial, seperti echinodermata. Bentuk tubuh ini diadaptasi dari cara mereka
mendapatkan makanannya.
Jenis Kingdom Animalia
1. Vertebrata
Vertebrata adalah jenis
hewan subfilum dari Chordata yang mencakup semua hewan yang memiliki tulang
belakang. Vertebrata merupakan subfilum terbesar dari Chordata. Semua jenis
ikan, amfibia, reptil, burung, serta hewan menyusui (mamalia) dapat dimasukkan
ke dalam vertebrata, kecuali belut, remang, dan lintah laut.
Vertebrata memiliki
sistem otot yang banyak terdiri atas pasangan massa, dan juga sistem saraf
pusat yang biasanya terletak di dalam tulang belakang. Sistem respirasinya
menggunakan insang atau paru-paru.
Darah yang dimiliki hewan
Vertebrata terdiri atas sel-sel darah yang tersuspensi di dalam plasma,
kemudian beredar menuju organ-organ tubuh. Unsur seluler atau sel darah hewan
vertebrata terbagi menjadi tiga, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan
keping darah. Setiap jenis hewan Vertebrata memiliki bentuk, ukuran, dan
persentase jumlah sel darah merah dan sel darah putih yang berbeda.
Vertebrata hanya dapat
berkembang biak melalui perkawinan. Proses perkawinan dilakukan dengan
pembuahan ovum dan spermatozoid menjadi satu kesatuan. Pembuahan pada
vertebrata dapat terjadi di luar tubuh maupun di dalam tubuh. Pembuahan di luar
tubuh disebut fertilisasi eksterna, sedangkan pembuahan di dalam tubuh disebut
fertilisasi interna. Fertilisasi eksterna terjadi pada jenis ikan dan katak,
sedangkan fertilisasi interna terjadi pada reptilia, burung, dan hewan
menyusui.
Ginjal yang dimiliki oleh
Vertebrata terbagi atas beberapa tipe, di antaranya adalah pronefros,
mesonefros, dan metanefros. Tipe gijal pronefros merupakan tipe ginjal yang
berkembang pada fase embrio atau larva. Selanjutnya, ginjal pronefros
digantikan oleh tipe ginjal mesonefros, yang kemudian digantikan oleh ginjal
metanefros jika hewan sudah mulai dewasa. Hewan yang memiliki tipe gijal tersebut,
yaitu mamalia, reptilia, dan aves.
2. Invertebrata
Invertebrata atau Avertebrata adalah jenis
hewan yang tidak memiliki tulang punggung antar ruas-ruas tulang belakang.
Hewan avertebrata ini terbagi atas beberapa golongan, yaitu filum Protozoa,
Porifera, Artropoda, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Coelenterata,
Moluska, dan Echinodermata.
Invertebrata adalah
sebuah istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de Lamarck untuk menunjuk hewan
yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata mencakup semua hewan kecuali
hewan vertebrata (pisces, reptil, amfibia, aves, dan mamalia). Selain tidak
memiliki tulang internal yang keras, kelompok hewan invertebrata pada umumnya
bertubuh lunak yang dan memiliki rangka luar yang keras sebagai pelindung tubuh
mereka. Contoh invertebrata adalah serangga, ubur-ubur, hydra, cumi-cumi, dan
cacing. Invertebrata mencakup sekitar 97% dari seluruh anggota kingdom
animalia.
Ada delapan filum dalam
klafisikasi Avertebrata, yaitu:
·
Annelida.
·
Arthropoda.
·
Coelenterata.
·
Echinodermata.
·
Mollusca.
·
Nemathelminthes.
·
Platyhelminthes.
·
Porifera.
Penelitian lebih lanjut dalam bidang taksonomi
menunjukkan bahwa banyak hewan invertebrata yang berkerabat lebih dekat dengan
vertebrata daripada dengan sesama invertebrata.
Pembentukan individu baru
pada reproduksi seksual invertebrata tidak selalu memerlukan dan mengalami
proses pembuahan. Perkembangbiakan tanpa pembuahan disebut partenogenesis yang
dapat terjadi pada lebah jantan dan semut jantan.
Adapun perkembangbiakan
dengan pembuahan dibedakan menjadi dua, yaitu konjugasi dan anisogami. Contoh
Invertebrata yang jenis alat reproduksinya belum jelas mengalami konjugasi
adalah paramecium. Anisogami di sisi lain merupakan peleburan dua sel kelamin
yang ukurannya tidak sama besar. Anisogami misalnya terjadi saat pembuahan
mikrogamet dan makrogamet pada plasmodium, serta pembuahan sperma dengan ovum
di dalam rahim.
Keanekaragaman Kingdom Animalia
1. Terbesar dan Terkecil
Paus biru (Balaenoptera
musculus) adalah hewan terbesar yang pernah hidup, dengan berat mencapai
190 metrik ton dan panjang mencapai 33,6 meter (110 ft). Seperti namanya,
paus biru memiliki tubuh yang dominan berwarna biru tua dengan warna sedikit
pucat di bagian bawahnya. Setidaknya, ada tiga subspesies paus biru,
yaitu B. m. musculus di Atlantik Utara dan Pasifik
Utara, B. m. intermedia di Samudra Selatan, dan B. m.
brevicauda (juga disebut paus biru kerdil) di Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik Selatan.
Sebelum
berlangsungnya perburuan paus, populasi terbesar berada di Antartika, yang
jumlahnya kurang lebih sebesar 239.000 (antara 202.000 hingga
311.000). Paus ini dapat menempuh kecepatan 50 kilometer per jam (31 mph)
(biasanya ketika berinteraksi dengan paus lain), tetapi kecepatannya biasanya
hanya 20 kilometer per jam (12 mph). Ketika makan, kecepatan berkurang hingga 5
kilometer per jam (3,1 mph).
Makanan pokok paus biru
adalah krill, meskipun mereka juga memakan copepoda dalam jumlah kecil. Spesies
zooplankton ini dimakan oleh berbagai paus biru dari satu samudra ke samudra
lain. Paus biru dewasa dapat memakan krill sebanyak 40 juta per hari. Mereka
selalu makan di wilayah dengan konsentrasi krill yang tinggi, sehingga
kadang-kadang memakan kurang lebih 3.600 kilogram (7.900 pon) krill dalam
satu hari. Kebutuhan energi paus biru dewasa dalam satu hari berada dalam
kisaran 1,5 juta kilokalori.
Hewan darat terbesar yang masih ada adalah gajah semak afrika (Loxodonta africana), dengan berat mencapai 12,25 ton dan panjang hingga 10,67 meter (35,0 ft). Adapun hewan darat terbesar yang pernah hidup adalah dinosaurus sauropoda titanosaurus seperti Argentinosaurus, yang mungkin beratnya mencapai 73 ton. Beberapa hewan bersifat mikroskopik; beberapa Myxozoa (parasit obligat yang termasuk dalam Cnidaria) tidak pernah tumbuh lebih besar dari 20 μm, dan salah satu spesies terkecil (Myxobolus shekel) tidak lebih dari 8,5 μm saat tumbuh dewasa.
2. Reproduksi dan
Pertumbuhan
Hampir
semua hewan menggunakan suatu bentuk reproduksi seksual. Hewan menghasilkan
gamet haploid melalui meiosis; gamet yang lebih kecil dan dapat bergerak adalah
spermatozoa dan gamet yang lebih besar dan non-motil adalah ovum. Spermatozoa
dan ovum bersatu untuk membentuk zigot, yang berkembang melalui mitosis menjadi
bola berongga yang disebut dengan blastula.
Dalam
spons, larva blastula berenang ke lokasi baru, menempel ke dasar laut, dan
berkembang menjadi spons baru. Pada sebagian besar kelompok lain, blastula
mengalami penataan ulang yang lebih rumit. Blastula mengalami invaginasi
(pelipatan tertentu) untuk membentuk gastrula yang memiliki ruang pencernaan
dan dua lapisan germinal yang terpisah, yakni ektoderm eksternal dan endoderm
internal. Dalam banyak hewan, lapisan germinal ketiga, mesoderm, juga
berkembang di antaranya. Lapisan-lapisan germinal ini kemudian berdiferensiasi
membentuk jaringan dan organ.
Asal-Usul Evolusi
Fosil pertama yang
mungkin mewakili hewan muncul di bebatuan berusia 665 juta tahun di Formasi
Trezona, Australia Selatan. Fosil-fosil ini ditafsirkan sebagai spons awal.
Hewan-hewan tertua ditemukan di biota Ediakara menjelang akhir Prakambrium,
sekitar 610 juta tahun yang lalu. Penemuan lipid hewan kolesterol di
fosil Dickinsonia menjadi bukti bahwa biota Ediakara merupakan
salah satu jenis hewan.
Kebanyakan filum hewan
pertama kali muncul dalam catatan fosil selama ledakan Kambrium yang dimulai
sekitar 542 juta tahun yang lalu di tempat seperti Burgess Shale. Filum yang
masih ada yang dapat ditemukan di bebatuan ini adalah Moluska, Brachiopoda,
Onychophora, Tardigrada, Artropoda, Echinodermata, dan Hemichordata.
Beberapa ahli
paleontologi menyatakan bahwa hewan muncul jauh lebih awal daripada ledakan
Kambrium, mungkin 1 miliar tahun yang lalu. Fosil jejak seperti jejak dan
liang dari periode Tonian menunjukkan adanya hewan mirip cacing triploblastik,
kira-kira besarnya sekitar 5 mm. Namun, jejak serupa yang dihasilkan oleh
protista bersel tunggal raksasa Gromia sphaerica tidak
menunjukkan evolusi awal hewan awal.
Komentar
Posting Komentar