GREENHOUSE EFFECT


 

GREENHOUSE EFFECT

EFEK RUMAH KACA


BUKAN BERARTI TERLALU BANYAK GEDUNG-GEDUNG YANG MEMAKAI KACA


Efek rumah kaca adalah sebuah istilah untuk menggambarkan kondisi bumi yang memiliki efek seperti rumah kaca di atas. Panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi. Gas-gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2) bisa menahan panas matahari yang mengakibatkan panas matahari terperangkap di atmosfer bumi.

Dalam kondisi normal, matahari menyinari bumi pada siang hari sehingga permukaannya akan terasa hangat. Sementara, pada malam hari permukaan bumi akan terasa dingin. Namun, lantaran ada efek rumah kaca, sebagian panas yang seharusnya dipantulkan permukaan bumi itu diperangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfer. Itulah yang menyebabkan bumi kian makin hangat dari tahun ke tahun.

Tahukah kamu? Efek rumah kaca bisa menghangatkan bumi sampai 59 derajat Fahrenheit atau 15 derajat Celcius. Dengan demikian, bumi menjadi tempat yang baik dan layak huni. Tanpa peran serta efek rumah kaca, dunia hanya akan menjadi tempat yang beku dan tidak layak huni.

Efek Rumah Kaca Menurut Para Ahli

 

1. Asosiasi Energi New Mexico, Amerika Serikat (AS)

Efek rumah kaca merupakan kejadian saat panas di bumi terperangkap karena terhalang gas emisi seperti karbon dioksida pada atmosfer. Gas emisi itu sebagian besar berasal dari asap kendaraan, pabrik, serta kebakaran hutan.

2. Badan Perlindungan Lingkungan (AS)

Efek rumah kaca merupakan proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat menipisnya lapisan atmosfer bumi yang juga bisa berdampak pada kebocoran. Hal itu mengakibatkan cuaca di bumi semakin panas lantaran sinar matahari tidak lagi dilindungi oleh lapisan atmosfer.

3. Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam

Efek rumah kaca merupakan krisis lingkungan dan kemanusiaan yang tengah terjadi di bumi. Suhu permukaan bumi semakin meningkat karena terperangkap oleh gas karbon dioksida yang semakin banyak dari hari ke hari. Hal itu menjadikan bumi semakin panas dan berpotensi menimbulkan bencana.

Gas-gas yang menyumbang efek rumah kaca diantaranya uap air (H2O), karbondioksida (CO2), metana (CH4), ozon (O3), nitrous oksida (N2O), CFC (Chloro Fluoro Carbon), serta HFC (Hydro Fluoro Carbon).

Gas-gas itu sebenarnya diperlukan agar bumi tidak terlalu dingin. Namun, sejak terjadinya revolusi industri, gas-gas seperti karbon dioksida, methana, dan gas berbahaya lainnya kian bertambah di atmosfer. Konsentrasinya pun semakin meningkat imbas ulah manusia. Apabila konsentrasi gas-gas rumah kaca kian meningkat di atmosfer, efek rumah kaca akan semakin besar.

Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca terjadi melalui serangkaian proses, misalnya dalam rumah kaca yang digunakan untuk budidaya, di negara yang memiliki musim salju, atau percobaan tanaman di bidang biologi dan pertanian.

Panasnya matahari yang masuk lewat atap kaca itu sebagian dipantulkan keluar atmosfer, sementara sebagian lainnya terperangkap di dalam rumah kaca yang mengakibatkan naiknya suhu. Contoh lainnya, bayangkan ketika kamu berada di dalam mobil yang sedang parkir di bawah teriknya matahari dan kaca mobilmu dalam keadaan tertutup.

Panas yang masuk lewat kaca mobil itu sebagian dipantulkan kembali ke luar melalui kaca, sementara sebagian lainnya terperangkap di dalam mobil. Hal itu mengakibatkan suhu di dalam mobil lebih tinggi daripada di luar.

Saat proses terjadinya efek rumah kaca, ada gas kaca yang keluar lalu membentuk lapisan yang menyelimuti bumi. Gas kaca tersebut berupa karbon dioksida, metana, nitrogen dioksida, dan beberapa gas lainya dan merupakan reaksi alami industri.

Apabila gas efek rumah kaca tersebut lepas, partikelnya akan mampu naik hingga lapisan troposfer. Kemudian, terbentuklah lapisan yang menyelimuti bumi. Energi-energi yang memantul lagi ke bumi di antaranya sebanyak 25% dipantulkan awan dan partikel lain, 25% terserap awan, 45% terserap permukaan bumi, dan 10% dipantulkan lagi oleh permukaan bumi. Perlu diketahui, bumi yang kita tinggali ini dilapisi oleh lapisan atmosfer. Melalui proses terjadinya efek rumah kaca, terdapat partikel gas yang melayang di antara bumi dan lapisan atmosfer itu. Hal ini mengakibatkan panas bumi memantul dan harus dibawa keluar.

Pada prosesnya, panas bumi kembali masuk yang mengakibatkan suhu bumi naik lalu akhirnya menghangat. Mulanya, kondisi bumi hanya akan menghangat saja. Namun apabila hal ini terus berlanjut, bumi tidak hanya menghangat melainkan juga memanas yang bersifat global. Hal itu dikenal sebagai pemanasan global (global warming).

Dampak Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca memiliki dampak yang tidak sedikit. Apabila kita tidak segera bergerak untuk menanggulanginya, efek rumah kaca akan semakin besar dan bisa mengancam kehidupan.

1. Pemanasan Global

Karena efek rumah kaca bisa menyebabkan pemanasan global, tentu akan mengancam semua ekosistem lantaran suhu bumi naik yang juga dibahas di dalam buku Pemanasan Global yang ada dibawah ini.

 

2. Mencairnya Es di Kutub

Dampak selanjutnya adalah mencairnya es di kutub yang juga berimbas pada keberlangsungan ekosistem. Mencairnya es tersebut mengakibatkan kenaikan air laut yang dapat menenggelamkan daerah-daerah rendah.

3. Kerusakan Ekosistem & Tingginya Tingkat Keasaman Laut

Kemudian, laut akan kian asam lantaran konsentrasi gas-gas rumah kaca meningkat. Asamnya air laut bisa mematikan terumbu karang dan ekosistem lainnya.

4. Menipisnya Lapisan Ozon

Terakhir, lapisan ozon yang menipis bisa menyebabkan bahaya sinar ultraviolet sampai ke permukaan bumi.

 

Penyebab Efek Rumah Kaca

1. Penebangan Liar dan Pembakaran Hutan

Tanpa kita sadari, tumbuhan memiliki banyak manfaat bagi manusia. Selain sebagai sumber makanan, tumbuhan juga berfungsi sebagai media untuk mengurangi efek rumah kaca. Untuk berfotosintesis, tumbuhan memerlukan karbondioksida dan uap air. Banyaknya penebangan liar akan mengakibatkan berkurangnya media yang mengurangi efek rumah kaca. Bahkan, pembakaran hutan secara besar-besaran juga menyebabkan meningkatnya efek rumah kaca. Apabila hutan dibakar, akan terbentuk gas rumah kaca seperti CO2. Gas itu akan dilepaskan ke udara, lalu menjadi penahan radiasi sinar matahari.

Selain itu, hutan yang kian sempit juga bisa jadi penyebab efek rumah kaca. Oleh sebab itu, harus diselidiki pelaku utama terjadinya kebakaran hutan secara besar-besaran. Sebab, lahan hutan memiliki peran sangat penting untuk makhluk hidup. Hutan juga menjadi paru-paru dunia yang harus dijaga. Menyempitnya lahan hutan akan mengakibatkan memburuknya cuaca.

Tanpa keberadaan hutan, tidak ada yang membantu mengubah karbondioksida menjadi oksigen. Itu akan mengganggu pernapasan dan terjadinya pencemaran udara. Berdasarkan data dari Bank Dunia dunia,  sebanyak 14,5 juta hektar hutan musnah setiap tahunnya. Hal itu akibat berbagai aktivitas manusia yang ilegal dan legal.

Pembukaan lahan melalui pembakaran untuk area industri dan tempat tinggal juga bisa menyebabkan efek rumah kaca. Selain itu, pohon yang seharusnya bisa menyerap karbon dioksida juga akan berkurang yang pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai bencana seperti banjir & tragedi pembalakan hutan yang dibahas dalam buku Global Warming.

2.Penggunaan Bahan Bakar Fosil Secara Berlebihan

Bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara yang digunakan secara berlebihan akan berdampak buruk pada kualitas udara. Selain itu, dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca pada atmosfer.

3. Pencemaran Laut

Seperti diketahui, lautan bisa menyerap karbon dioksida dalam jumlah banyak. Namun, laut bisa tercemar akibat limbah industri dan sampah. Akibatnya, banyak ekosistem di dalamnya yang musnah sehingga laut tidak bisa menyerap karbon dioksida lagi seperti halnya yang dibahas pada Buku Ajar Pencemaran Laut dibawah ini.

4. Industri Pertanian

Penggunaan pupuk nonorganik untuk meningkatkan hasil pertanian juga berdampak buruk bagi lingkungan. Sebab, bisa menghasilkan gas rumah kaca, seperti nitrous oksida yang kemudian dilepaskan ke udara. 

5.  Limbah Rumah Tangga

Apabila limbah rumah tangga dibiarkan, lambat laun akan menghasilkan gas metana dan karbon dioksida dari bakteri-bakteri pengurai sampah. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kesadaran, penghargaan, dan tanggung jawa manusia terhadap lingkungan, terdapat ilmu lingkungan yang dapat kamu pelajari pada buku Ekologi Kesehatan Lingkungan.

6. Industri Peternakan

Limbah industri peternakan seperti kotoran sapi dapat menghasilkan gas rumah kaca, misalnya karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Semakin banyak limbah peternakan yang dibiarkan, maka semakin besar pula gas rumah kaca yang dilepaskan ke udara.

7. Gaya Hidup Konsumtif

Apabila kamu berlebihan dalam mengonsumsi suatu barang, hal itu juga bisa berdampak buruk terhadap lingkungan. Sebagai infomasi, produk-produk yang digunakan manusia menyumbang 60% penghasil gas rumah kaca. Bagaimana bisa? Ya, hal itu akibat penggunaan energi yang sangat banyak untuk memproduksi barang-barang industri atau konsumsi, misalnya penggunaan listrik dan batu bara.

PBB bahkan memperkiraan konsumen yang membeli pakaian 60 persen lebih banyak dari 15 tahun lalu. Namun, pakain yang dibeli itu hanya disimpan saja. Hal yang sama juga terjadi pada produk-produk elektronik yang jarang digunakan.

8. Sampah Plastik

Hasil kegiatan manusia juga menyumbang efek rumah kaca, misalnya tumpukan sampah plastik yang volumenya tak terkendali. Apabila tidak terurai atau didaur ulang, sampah-sampah itu hanya akan mencemari lingkungan.

Menurut penelitian, plastik mengeluarkan gas metana dan etilen saat terkena sinar matahari dan berakibat rusak. Gas metana alami atau buatan bisa menjadi penyebab utama perubahan iklim. Sebab, kedua gas tersebut berpengaruh terhadap peningkatan pemanasan global.

Gas metana menempati urutan kedua dalam perusakan lingkungan. Gas metana berasal dari bahan-bahan organic, biasa ditemukan pada hasil pemecahan bakteri pada pertanian, perkebunan, dan peternakan. Apabila produksi hewan ternak semakin tinggi, maka gas metana juga semakin meningkat untuk dilepaskan ke permukaan bumi.

Metana merupakan gas rumah kaca. Metana bisa memerangkap panas dalam atmosfer dan dipancarkan selama kegiatan produksi batu bara, gas alam, serta minyak. Sisa makanan yang terbuang dan menjadi sampah juga menghasilkan metana. Tahukah kamu? Indonesia menduduki peringkat nomor dua sebagai negara penghasil sampah makanan.

Untuk mengurangi sampah plastik yang semakin menumpuk, banyak orang yang berusaha untuk memanfaatkan plastik menjadi barang daur ulang. Seperti salah satunya yang dibahas pada buku Dari Sampah Plastik Menjadi Bensin & Solar.

9. Gas Karbon Monoksida

Gas karbon monoksida sangat berkaitan dengan aktivitas manusia. Terutama aktivitas manusia yang berkaitan dengan kendaraan bermotor. Gas karbon monoksida akan dikeluarkan oleh kendaraan bermotor hingga menyebabkan polusi. Salah satu solusi untuk mengurangi gas karbon monoksida adalah membatasi penggunaan kendaraan bermotor. Kamu bisa lebih banyak berjalan kaki atau menggunakan kendaraan umum. Kendati tidak sepenuhnya mengatasi, setidaknya bisa mengurangi produksi polusi.

10. Boros Listrik

Penggunaan listrik secara berlebihan dapat menyebabkan penguapan pada listrik. Oleh sebab itu, kita harus lebih efisien dalam menggunakan listrik. Gunakan listrik sesuai kebutuhan serta tidak asal-asalan, misalnya mematikan lampu saat sudah tidak diperlukan.

Pajak listrik memang sudah dibayar, namun hemat listrik tetap harus dilakukan untuk mencegah terjadinya efek rumah kaca. Ini tidak semata-mata karena masalah uang, namun terkait masalah kesehatan lingkungan. Listrik dapat menambah jumlah gas karbondioksida di bumi dan menyebabkan pemanasan global. Selain itu, tentu saja dapat merusak lingkungan.

11. Bahan Bakar Bensin

Menggunakan bahan bakar bensin secara berlebihan juga dapat menambah penyebab terjadinya efek rumah kaca. Bahan bakar bensin yang digunakan pada mobil dan motor akan menimbulkan gas karbondioksida. Gas ini ini akan sangat berpengaruh terhadap pemanasan global. Pada akhirnya, gas karbondioksida ini akan menangkap cahaya panas. Namun, cahaya panas tersebut tidak dapat disalurkan ke luar angkasa yang akhirnya kembali ke bumi dan berdampak buruk bagi polusi udara di bumi.

12. Chloro Four Carbon Tidak Terkontrol

Chloro Four Carbon menjadi salah satu penyebab efek rumah kaca yang sulit dihindari. Namun demikian, CFC masih dapat ditangani dan dikendalikan. CFC adalah bahan kimia yang digabungkan menjadi alat rumah tangga. Peralatan tersebut memang dapat menunjang kehidupan, namun tidak direkomendasikan apabila digunakan secara berlebihan. CFC ini biasanya ada pada kulkas dan AC.

13. Penggunaan Tisu Berlebihan

Apakah kamu salah satu pengguna tisu? Memang tidak bisa dipungkiri kalau tisu menjadi benda yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, ternyata penggunaan tisu secara berlebihan dapat menjadi penyumbang meningkatnya pemanasan global. Sebab, tisu terbuat dari serat kayu yang berasal dari pohon kemudian diolah lagi menggunakan teknologi canggih.

Apabila tisu semakin banyak digunakan, maka akan semakin banyak pula serat kayu yang diproduksi. Hal itu juga menyebabkan semakin berkurangnya persediaan pohon di bumi. Akibatnya, persediaan oksigen berkurang dan mengakibatkan penipisan lapisan ozon. Lebih lanjut, kualitas udara akan memburuk dan bisa merugikan semua makhluk di bumi.

Berbagai efek rumah aca juga dapat Grameds pelajari pada buku Magic Thousand Character Series: Ancaman Global Warming yang membahas topik tersebut melalui ilustrasi dan animasi.

14. Gas Industri

Meskipun gas dari industri menjadi penyebab efek rumah kaca, namun tidak sedikit industri yang mengabaikan. Gas dari industri ini bisa menyebabkan pencemaran udara lantaran asap pabriknya berlebihan dan tidak ditampung dengan benar. Gas yang dihasilkan meliputi gas karbondioksida, karbon monoksida, dan gas metana.

Kadar karbon yang dihasilkan oleh kegiatan industri tercatat 412 bagian per juta dalam 150 tahun terakhir. Sementara, karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida menyebabkan peningkatan suhu bumi selama 50 tahun terakhir. International Energy Agency juga mencatat antara tahun 2000-2016 Republik Rakyat China menjadi negara yang menyumbang emisi karbon dioksida terbesar pertama di dunia. Sedangkan Indonesia menempati urutan ke-6 setelah Rusia dengan nilai 2,053 miliar ton.

Cara Menanggulangi Peningkatan Efek Rumah Kaca

1. Hemat energi listrik

Kamu bisa menggunakan listrik seperlunya saja. Dengan demikian, kamu dapat berkontribusi dalam upaya mengurangi pemakaian batu bara yang dapat menimbulkan emisi gas karbondioksida di udara.

2. Beralih dari Pupuk Kimia ke Pupuk Organik

Guna meningkatkan hasil pertanian, kita tidak harus menggunakan pupuk kimia atau non organik. Sebaliknya, kita bisa menggunakan pupuk organik dengan kadar optimal agar bisa menghasilkan pertanian yang melimpah. Jika penggunaan pupuk non organik bisa berkurang, emisi gas N2O juga akan berkurang.

3. Menggunakan Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Bahan bakar ramah lingkungan memang masih jarang ditemukan di Indonesia, misalnya panel surya dan bahan bakar listrik. Bahan bakar itu dikatakan ramah karena tidak menghasilkan polutan yang membahayakan lingkungan.

4. Mengolah Limbah Peternakan

Limbah menjadi salah satu di antara penyumpang gas rumah kaca, terutama limbah peternakan. Guna mengurangi emisi karbondioksida dan metana, limbah dapat diolah menjadi biogas. Biogas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil.

5. Menggalakkan Reboisasi

Reboisasi menjadi satu di antara banyak solusi untuk mengatasi emisi gas rumah kaca di udara. Tumbuhan hasil reboisasi itu akan menyerap karbondioksida dan uap air sebagai bahan baku fotosintesis.

6. Batasi Penggunaan Plastik

Plastik adalah senyawa polimer yang sangat sulit terdegradasi di dalam tanah. Salah satu cara mengurangi limbah plastik adalah dengan membakarnya. Namun, pembakaran itu akan menghasilkan gas karbondioksida yang jumlahnya tidak sedikit. Oleh sebab itu, batasilah penggunaan plastik dengan cara membawa botol air minum sendiri atau membawa tas kain ketika berbelanja.

Komentar