Pencernaan Pada Ikan


Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.
Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan.
Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.
Enzim amilase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis pati menjadi gula-gula sederhana. Temulawak merupakan salah satu tanaman obat yang banyak tersebar di Indonesia. Karbohidrat merupakan komponen kimia terbesar dari rimpang temulawak. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengkarakterisasi dan mengamobilisasi enzim amilase dari temulawak sehingga diperoleh sumber alternatif baru enzim amilase. Pengujian aktivitas enzim amilase dilakukan dengan menggunakan metode Fenol, sedangkan kadar protein berdasarkan metode Lowry. Perbandingan antara unit aktivitas enzim dan kadar protein total disebut aktivitas spesifik. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa enzim amilase dapat di isolasi dari temulawak. Hasil karakterisasi diperoleh bahwa kondisi optimum aktivitas spesifik enzim amilase dari temulawak dengan substrat amilum pada suhu 35 ÂșC, waktu inkubasi 30 menit, dan pH = 6,1. Aktivitas spesifik tertinggi pada kondisi tersebut didapatkan pada fraksi F4 (60 – 80 %), yaitu 14,844 Unit/mg protein dengan tingkat kemurnian 14,017. Setelah diamobilisasi enzim amilase amobil dengan agar-agar masih mempunyai aktivitas sampai 3 kali pemakaian, sedangkan enzim amilase amobil dengan karragenan mempunyai aktivitas sampai 2 kali pemakaian.

Komentar