BIOREPRODUKSI UDANG GALAH


BIOREPRODUKSI UDANG GALAH
A.     Kolam
Persiapan kolam kolam dilakukan untuk memperoleh kolam yang memiliki kelayakan teknis sehingga dapat memberikan daya dukung dan produktivitas yang baik. Sayarat kolam yang akan digunakan dalam proses bioreproduksi udang galah adalah sebagai berikut :
1.      Kolam tidak bocor
2.      Phytoplankton tumbuh hingga kecerahan 40 cm
3.      Bebas hama
4.      Ph tanah 6,7-6,8
5.      Kadar air di tanah < 20%
6.      Luas kolam 100-1.000 m2, dengan kedalaman 50-100 cm, debit air minimal 0,5-1 liter/detik, kemiringan dasar kolam 5%.
7.      Areal kolam tidak berhubungan langsung (seri) dengan kolam air usaha udang galah yang lain, namun dapat disusun secara paralel.
8.      Air masuk disaring secara fisik agar terhindar dari masuknya udang atau crustacea lain kedlam areal kolam.

9.      Pemupukan anorganik awal 5 ppm dengan rasio N:P = 3:1 hingga 5:1

B.     Sarana dan Prasarana Pembenihan
Persiapan sarana dan prasarana pembenihan bertujuan untuk memperoleh sarana dan prasaranan yang memiliki kelayakan teknis sehingga dapat membrikan daya dukung dan produktivitas yang baik, bebas pathogen penyakit serta siap digunakan untuk kegiatan oprasional pembenihan udang galah.
Sarana prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembenihan udang galah :
1.      Bangunan hatchery indoor                 : 2 unit
2.      Bangunan hatchery outdoor               : 1 unit
3.      Bak karantina                                      : 7 unit
4.      Bak pemijahan induk                          : 7 unit
5.      Bak penetasan telur                            : 4 unit
6.      Bak pemeliharaan larva                     : 18 unit
7.      Bak pemeliharaan juvenil                   : 8 unit
8.      Bak penetasan artemia                      : 3 unit
9.      Tandon air dan bak filter                    : 2 unit
10. Bak pencampuran air                            : 3 unit
C.     Pengolahan Air Sumber
Pengolahan air sumber bertujuan untuk memperoleh air sumber yang layak bagi kehidupan udang, baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga dapat memberikan produktivitas yang baik, meliputi air sumber yang bersih dan bebas pathogen, air sumber memiliki parameter yang sesuai bagi kehidupan udang ditiap stadia. Daftar kebutuhan untuk isntalasi pengolahan air sebagai berikut :
1.      Bak tandon air laut                 : 40 m3
2.      Bak tandon air tawar              : 40 m3
3.      Bak filter                                 : 5 m3
4.      Bak pencampuran air             : 6 m3
Proses pengolahan sumber air (Laut dan tawar sebagai berikut :
1.      Air diendapkan pada bak tandon selama minimal 3 hari.
2.      Dilakukan penyaringan dengan sand filter
3.      Pencampuran air sesuai dengan kebutuhan.
a.      Kolam pemijahan                          : 0 ppt
b.      Kolam penetasan                          : 7 ppt
c.       Kolam pemeliharaan larva           : 12 ppt
d.      Kolam juvenil                                : 12-0 ppt (diturunkan bertahap)
e.      Kolam pembesaran                       : 0 ppt
4.     
Disenfeksi pembunuhan pathogen dengan bahan kimia.

D.     Pengelolaan Induk
Pengelolaan induk bertujuan untuk mempersiapkan induk yang baik dan sehat sehingga siap untuk dipijahkan, selanjutnya dapat bertelur secara maksimal. Kriteria induk yang digunakan dalam proses produksi benih udang galah adalah :
1.      Induk berasal dari alam atau hasil pemuliaan.
2.      Sehat, bebas phatogen dan penyakit.
3.      Berukuran diatas 50 gram untuk jantan dan diatas 45 gram untuk betina.
4.      Memalui proses karantina (bagi induk yang dicurigai terinfeksi penyakit) dan perawatan (adaptasi dengan lingkungan pemijahan, pemberian pakan, dan penggantian air).
Kolam pemeliharaan induk memiliki kriteria sebagai berikut :
1.      Ukuran kolam  250-350 m2
2.      Kedalaman air kolam 50-100 cm
3.      Debit air kolam minimal 0,5-1 liter/detik
4.   Kemiringan dasar kolam 5%

E.    Pemijahan
Prosedur pemijahan udang galah sebagai berikut :
1.       Induk pertama kali datang harus diperikasa kesehatannya, jika dicurigai membawa pathogen penyakit maka dilakukan tindakan karantina.
2.      Induk yang sehat dapat langsung dipelihara dikolam yang sebelumnya telah disipakan.
3.      Induk dipelihara dengan kepadatan 5 ekor/m2, selama pemeliharaan induk diberi pakan pellet 30% dengan frekuensi 3 kali sehari serta melengkapi nutrisinya ditumbuhkan pakan alami.
4.      Pemijahan dilakukan dikolam yang telah disiapkan atau bak dengan kepadatan 2-3 ekor/m2, dengan perbandingan jantan dan betina untuk produksi larva 1:3 dan 1:1 untuk produksi calon induk.
5.      Setelah 3 minggu pemijahan, dilakukan pemilahan induk yang bertelur.

Komentar